Friday, 19 November 2010

Kantin GL


Kabar yang sangat gembira menerpa penghuni tanggal 10 Oktober 2010 kemarin, di saat mereka disibukkan dengan masa-masa UTS yang memusingkan dan melelahkan, kosan GL membuat sebuah terobosan baru yaitu kantin yang dinamakan ‘Kantin GL’. Ngerasa ngga sih tanggal berdirinya GL so special (10-10-10), atau memang sudah direncanakan untuk dibuka pada tanggal tersebut, supaya kehokian menerpa pengelola GL di tanggal yang special itu???(dan memang sampai sekarang kehokian terus menerpa kantin GL, karena menu-menu yang ditawarkan sangat diminati khususnya para penghuni GL.)
Menu-menu yang ditawarkan oleh kantin ini adalah menu-menu standar pada umumnya, seperti aneka jus, sop buah, dan pop ice, aneka yang digoreng-goreng (nasi, bihun, capcay, mie, kwetiau), aneka roti bakar dengan beragam rasa, aneka orek-orek (tahu, telor), aneka oseng-oseng (tempe), aneka nasi-nasi (goreng, ayam saus mentega, capcay, nasi dong juga ada), dan camilan-camilan (pop corn, basreng, jamur crispy, cireng), tapi yang memposisikan kantin GL sebagai pedatang baru yang patut iperhitungkan oleh kantin-kantin (Heri, Cowboy), warung-warung (warbam, warem, warung deket kuburan), fast food-fast food (KFC, McD, Senpus, Racun), dan tempat-tempat lain yang menjual makanan (bisa jadi pesaing frenchise-frenchise yang lain juga loh). Kenapa??? Selain tempatnya yang begitu dekat dengan penghuni GL (bagi yang mempunyai suara yang keras, teriak dari kamar juga bisa order loh sist... ongkirnya gratis, ngga PO lagi, barangnya available terus, trus ngga perlu inbox-inboxan dan SMS-SMS an. Dijamin ngga akan rugi deh sist... tapi kalau masalah harga ngga bisa nego sist... harga pas.), harga yang ditawarkan oleh GL sangat-sangat bisa bersaing, dengan Rp 5000,00 aja Anda bisa kenyang loh, benar-benar sangat sesuai dengan kantong alias dompet mahasiswa yang ‘tebel’ banget (tebel sama receh). Jangan tanya masalah rasa, karena... rasanya BENAR-BENAR ‘TIDAK KONSISTEN’ karena kadang-kadang bisa enak, hambar, kepedesan, biasa aja, kemanisan, keasinan, kacau balau deh. Tapi namanya juga udah laper ya diembat juga sampai kinclong kayak habis di cuci pake ‘Cahaya matahari’ (Nama merek sabun pencuci piring, tapi disamarkan. Ntar dikirain promosi lagi). Meskipun “Rasa bukan lah segala-galanya”, namun “Selalu ada alasan ke Kantin Griya Leditas” (uuupppsss sorry ngikutin kata-kata promosi produk lain). Tapi hal yang paling penting yang membuat kantin GL perlu diperhitungkan dalam dunia perkantin-kantinan adalah kehadiran Quinn, gadis kecil nan imut yang menyemarakkan kemeriahan Kantin GL, yang tak kan pernah ditemukan di kantin-kantin mana pun. Don’t miss it...
So.... Bagi yang laper, tapi di dompet Cuma Rp 5.000,00, Don’t worrry, be happy. Ada Kantin Griya Leditas, solusinya. Solusi yang mengatasi semua masalah... Apapun makanannya, Kantin Griya Leditas, solusinya. Dijamin Anda puas, Kantin GL juga puas. Dan sejauh-jauh memilih tempat makan, Kantin Griya Leditas akhirnya menjadi solusi juga.*

*) Rasa di luar tanggung jawab penulisan.

Adelina Quinn Rahmadani




Quinn...
Gadis kecil yang lucu...
Selalu menemani kami dalam setiap mengawali hari.
Kelakarnya yang gemes tak mampu menyimpan senyum kami
Walau masalah sedang menghadang kami.
Quinn...
Gadis kecil yang pemalu...
Selalu bersembunyi kala orang baru menyapanya.
Kata-katanya yang tebata tak mampu memendam rasa kami
Untuk ikut larut dalam kata-katanya.
Quinnn...
Gadis kecil yang imut...
Selalu merapikan rambutnya yang keriting karena seledri.
Panggilannya akan nama kami selalu kami tunggu
Walau kadang ia tak menyebutnya secara jelas.
Quinn...
Gadis kecil yang manis...
Selalu berkata ‘ndak’ ketika ingin kami gendong.
Lambaian tangannya dari kejauhan selalu mengusik kami
Untuk datang dan bermain bersamanya.
Quinn...
Gadis kecil yang menggemaskan
Selalu suka akan selimutnya yang berwarna hijau walaupun itu sudah bau.
Pipinya yang tembem selalu ingin kami cubit
Walau tatapan ebo nya seperti ingin menerkam kami.
Quinn... dan terus Quinn...
Gadis kecil yang akan selalu menjadi teman kami dalam menjalani waktu berharga kami
Di Griya Leditas...
Waktu kami yang paling berharga...
Karena esok tak mungkin ada lagi yang seperti ini.
Terima kasih Quinn telah menjadi bagian dari kenangan kami.

Thursday, 18 November 2010

Kejutan yang (TAK) Pernah Gagal...


Beratus-ratus hari, berpuluh-puluh bulan, dan bertahun-tahun telah terlewati yang penuh kebersamaan, dan diantara hari-hari itu, hari yang paling membahagiakan adalah ikut serta dalam menyaksikan kebesaran Tuhan dalam wujud bertambahnya usia seseorang. Hari kelahiran merupakan erupakan moment yang sangat membahagiakn bagi setiap orang. Hari kelahiran menyadarkan kita betapa besarnya anugerah yang diberikan Tuhan bagi insan manusia hingga ia masih diperbolehkan untuk melihat dunia lebih lama lagi. Begitu pula bagi para penghuni GL, mereka pasti tidak akan melewati moment yang berharga ini, tentu saja untuk melaksanakan aksi-aksi gila bagi penghuni yang merayakan hari jadinya. Kejutan demi kejutan direncanakan secara matang demi kesuksesan aksi yang akan mereka jalankan. Kadang kejutan yang diberikan terlalu berlebihan, apalagi untuk penghuni-penghuni yang ulangtahunnya jarang dirayakan (karena kepentok libur...), dan kadang pula biasa-biasa saja... (udah kehabisan ide sih...). Berbagai properti yang biasa digunakan dalam mengadakan aksi ini adalah kue (dari kue tart lah, puding lah, bahkan sampe martabak dijadikan kue ulang tahun), lilin, bedak, air, kopi, kertas gunting-guntingan, balon, wishes, tali buat ngiket, sampe tepung KOBE (untung belum pake telur). Memang sih kadang-kadang kejutan ini kurang dikatakan berhasil, namun kebanyakan kejutan yang direncanakan sukses berat. Salah satu kesuksesan terbesar adalah ketika merayakan ulang tahun ci Fanies, Ci fanies sampai-sampai tak berdaya menghadapi dinginnya air selang (disubuh-subuh pula), dan ‘wanginya’ tepung KOBE rasa bawang. Wkwkwkw.... peace ci!!!!! Dari semua kejutan-kejutan itu tak pernah ada niat untuk menyakiti, maupun menyusahkan, semuanya bertujun untuk ikut merayakan dan memberikan kenangan bagi yang berulang tahun. Dan kata-kata yang tak boleh tertinggal dalam moment ulang tahun ini adalah “Wish You All The Best” buat semuanya...GBU...

Inilah beberapa kesuksesan yang terjadi...

HAPPY B'DAY ALL of MY FRIENDS....

Piknik, Bulu Tangkis, dan Mandie....


Cerita ini masih tetap seputar kegilaan di masa-masa UTS yang tak digunakan untuk belajar dan malah melakukan hal bodoh (ngga bodoh-bodoh amat sih...) dan kurang bermanfaat. Kali ini bukan kamar 106 yang menjadi sasarannya, tetapi tempat lainnya yang ada di GL yaitu taman yang ada di depan GL. Taman mungil dengan rumput-rumput yang tak lagi indah, yang atapnya dinaungi oleh pohon alpukat yang sewaktu-waktu dapat jatuh dan bisa saja jatu tepat di kepala orang yang sedang berada di bawahnya (untung saja belum ada kejadian seperti ini....), selain pohon alpukat, ada juga pohon jambu biji dan sawo (uda kayak kebun buah aja...), juga ada pohon yang berbunga (penulis tidak tahu jenis apa bunga itu, tapi yang pasti setiap musim semi (emang ada gitu???) pohon itu akan berbunga, dan bunganya??? Dan Jangan ditanya bagaimana harumnya bunga itu, kalau lagi pusing, makanan yang ada di lambung bisa tiba-tiba keluar. Ckckckck..... di taman itu pun terdapat kursi taman yang sudah tua, namun masih dapat digunakan meskipun lumut-lumut hijau telah menyerangnya dan diatas kursi taman itu diatapi oleh tumbuhan yang merabat yang juga merambat pada dinding-dinding perbatasan antara kos GL dengan kos tetangganya. Dan tentu saja terdapat bunga bakung yang tumbuh di seputaran taman GL. Meskipun kecil, namun taman ini dapat dijadikan tempat untuk piknik oleh penghuni-penghuni GL dan tentu saja melaksanakan aksi gila mereka.


Entah siapa yang memplopori untuk piknik di taman, tapi yang pasti mereka (beberapa penghuni GL) kini telah berada di tama GL dengan membawa HO mata kuliah yang akan mereka ujikan di kemudian hari (ga tahu deh hari apa itu...). Dengan beralaskan kertas koran yang entah didapat dari mana, mereka sudah duduk bergerombolan di taman diatas rumput-rumput yang sudah rapi dipangkas oleh penjaga kos GL pada waktu itu (Mas Rury –red). Disaat kebosanan membaca HO melanda mereka, aksi gila berikutnya terjadi, yaitu bermain badminton di depan garasi mobil pemilik kos. Raket dan shuttlecock mereka peroleh dari para penghuni lain yang memang hobi bermain badminton, dan aksi pertandingan bak pertandingan open-open yang ada di tipi yang diikuti oleh para pemani Indonesia pun dimulai, kegilaan terjadi ketika para pemain menunjukkan aksi mereka dalam menangkis kock dengan cara yang lebay... layaknya free style dalam bola basket. Wusss sana wusss sini... smash sana... smash sini... tntu saja tidak beraturan. Tapi hal itulah yang membuat gelak tawa membahana di peosok sudut taman GL, yang membuat orang-orang yang ada di seputar taman tak lagi berkonsentrasi dalam membaca (menghapal) HO yang mereka pegang. Dan pada akhirnya tak ada satu pun bahan ujian yang nyangkut, bahkan terlintas di otak mereka (Ckckckckck... jadi khawatir apa yang dapat mereka tulis dikertas ujian merekan nanti). Namun setidaknya inilah cara mereka dalam melepas kestressan mereka dalam meghadapi ujian yang sangat menekan mereka (boleh diikutin sih.... tapi jangan sampai berlebihan dan mengorbankan banyak waktu dan malah ngga belajar buat persiapan ujian).
Kegilaan berikutnya, dan tetap masih dalam suasana hitam dan kelamnya UTS pertama yang para penghuni GL jalani pada masa awal mereka menjadi seorang MAHAsiswa. Kali ini masih di tempat yang sama, yaitu tama dan dengan latar yang sama, dan waktu yang kurang lebih sama (seingat penulis) dengan kejadian piknik dan badminton. Pada kesempatan itu dan tentu saja disaat kebosanan dalam belajar melanda para penghuni GL yang juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan piknik dadakan, terbersit ide untuk mendukung Mandie, pemain basket kebanggaan GL dalam pertandingannya menghadapi universitas-universitas lain yang ada di Indonesia dalam kompetisi Libamanas 2008. Pada kesempatan yang baik itu (pas piknik maksudnya) para wanita penghuni GL ini memersiapkan alat perperangan untuk menonton Mandie. Alat perang itu adalah poster yang bertuliskan nama Mandie, dan tentu saja ada nama Unparnya (walaupun kecil dan memang disengaja kecil. Wkwkwkw...). Dan kegilaan berikutnya adalah MENONTON MANDIE.... (eh salah) MENONTON UNPAR...

Latar berubah seketika (seperti di sinetron atau OVJ –Opera Van Java) menjadi lapangan basket yang penuh keriuhan dan ketegangan dengan tribun-tribun yang tidak terlalu penuh dan sesak, malah terkesan tak ada penontonnya. GOR Padjajaran menjadi medan perang bagi para pemain dari berbagai universitas yang ada di Indonesia untuk membuktikan kehebatan mereka masing-masing. Dan wanita-wanita LUAR BIASA yang ada di GL sudah berkumpul untuk menyaksikan pertumpahan darah para pemain itu. Para wanita-wanita LUAR BIASA ini pun juga sudah mempersiapkan mental, fisik, tenaga, pikiran, asupan nutrisi, daya juang, motivasi, semangat, mata (untuk yang cari yang cakep-cakep), stamina, suara, dan tentu saja makanan yang terbungkus pada kotak bekal (untung saja bukan kertas bungkus nasi rames. Selamet... malunya jadi sedikit berkurang) yang mereka beli di Bu Jawa (ibu yang berjualan nasi, sayur-sayuran, lauk-pauk, dan camilan. Namanya emang Bu Jawa, tapi belum tentu beliau dari Jawa betulan) yang menggunakan gerobak keberuntungannya dalam menjajahkan makanannya yang memang diminati oleh anak-anak kos karena harganya yang sangat ‘miring’ (murah kale....). Makanan ini rencananya akan mereka makan saat jam istirahat pada saat pertandingan. Entah dari mana terbersit ide tersebut, tapi yang pasti pada saat break, mereka sudah siap sedia dengan makanan yang merka bawa dan mulai menyatapnya. Mungkin pada saat itu urat malu mereka sudah pada terputus, jadi dengan pedenya mereka memakan bekal mereka, meskipun seribu pasang mata (ngga sebanyak ini sih....) telah menatap mereka dengan sedikit mengulum senyum. Untung saja bekal mereka tidak menimbulkan aroma yang dapat mengundang selera orang-orang yang ada di GOR. Selamet... lagi...

Pertandingan Mandie belum dimulai saat para wanita LUAR BIASA ini tiba. Masih ada pertandingan UPH melawan BP. Moment yang berharga ini dijadikan mereka sebagai ajang untuk cuci mata, melihat yang bening-bening. Lumayan kan??? Mereka yang awalnya mendukung UPH pun beralih menjadi mendukung BP setelah melihat ada pemain BP yang bening (sebagai info: no punggungnya 5. Wkwkwkwk... Koko BP jia you!!!!), sebenarnya juga terpengaruh oleh seorang gadis kecil dan keluarganya yang sedang menonton pertandingan yang duduknya memang tepat dibelakang mereka. Selanjutnya... pertandingan Unpar melawan UIEU (kalau ngga salah) pun dimulai, alat peperangan pun disiapkan (poster). Saat pertandinag dimulai keriuhan membahana disetiap sudut, suara para wanita LUAR BIASA juga mebahana di setiap penjuru GOR dalam memberikan semangatnya, nama ‘Mandie’ (masih ingatkan kalian siapa dia??? Kalau lupa, baca lagi profie Mandie di tulisan sebelum ini) pun tak luput dari teriakan mereka untuk memberikan support ‘khusus’ untuk Mandie. Apalagi saat Mandie mencetak angka, teriakan disertai dentuman botol aqua dengan tribun tempat duduk pun membahana dimana-mana, tak lupa poster Mandie terangkat setinggi-tinggi mungkin.  Jia You Mandie.... Dan tak sia-sia perjuangan mati-matian yang penuh dengan darah-darah dalam mendukung Mandie, eh salah lagi... Unpar maksudnya. Dan yang paling membanggakan para wanita LUAR BIASA dari GL ini, diundang lagi untuk menyaksikan pertandingan Unpar berikutnya secara khusus oleh Ko Apin (pelatih basket Unpar). Wow... wow... prestasi luar biasa nih... Hidup MANDIE... Hidup UNPAR...


Wednesday, 17 November 2010

106...


Kisah awal disaat datangnya para wanita pembawa kehokian untuk GL merupakan kisah-kisah yang penuh kegembiraan dan ‘kesemena-menaan’ (memanfaatkan waktu yang banyak free), maklumlah saat itu merupakan masa transisi dari SMA ke masa perkuliahan. Saat itu membuat, para wanita-wanita ini terlena dengan kebebasan yang mereka rasakan pada masa kuliah dimana tidak perlu bangun-bangun pagi-pagi seperti pada waktu SMA untuk sekolah, selain itu juga terbebas dari kekekangan para orang tua. Hari-hari mereka dilalui dengan kegiatan-kegiatan yang kurang dapat dikatakan bermanfaat (ngabisin duit untuk jalan-jalan, apa bisa dikatakan bermanfaat???), tapi mau gimana lagi memanfaatkan waktu mereka yang sangat free, karena kurang padatnya jadwal kuliah, dari pada ngolor-ngidul ngga karuan dikos yang sumpek ngga dapat apa-apa, mending jalan-jalan, cuci mata, lihat yang bening-bening (apa lagi hampir semuanya masih ngejomblo siapa tahu ada yang kegaet dengan kecantikan mereka). Wow... wow... Kegiatan yang tak pernah absen dari schedule mereka yang tak padat itu adalah KUMPUL-KUMPUL, apalagi setelah pulang dari dinner di ‘Racun’ (sebuah tempat makan pinggir jalan di depan Unpar –red) yang tentu saja alias pasti membuat keributan dan kegaduhan (masih ingatkan dengan ketakutan Tias pada cerita sebelumnya? Ya... gara-gara keributan dan kegaduhan ini). Apa yang mereka bicarakan??? Pasti selalu saja ada topik yang mereka bicarakan dan kadang-kadang dibuat lelucon, bisa tentang mata kuliah yang baru mereka tempuh, para dosen, makanan di sekitar kampus, teman-teman baru di kampus, masa-masa SMA dari masing-masing,  gosip-gosip yang baru berkembang, cowok-cowok tampan yang baru mereka temui, bahkan kadang-kadang menggosipkan teman satu kos sendiri (tentu saja kalau orang yang sedang dibicarakan tidak ada di tempat -ckckck... tak patut ditiru-). Meskipun belum setahun, bahkan satu bulan mereka bertemu dan berkenalan (tentu saja GL yang mempertemukan mereka), kebersamaan dan rasa memiliki sudah terjalin diantara mereka masing-masing (Kalau rasa ‘cinta’ ??? Hhhmmm... aduh ga bisa diungkap nih...), serasa seperti mereka adalah teman lama yang tak bertemu puluhan tahun lamanya yang telah terikat benang merah takdir (apa sih...). Mungkin di kehidupan mereka di masa yang lalu, mereka adalah para sahabat-sahabat yang sangaaaaaatttt dekat dan tak dapat terpisahkan. Dan di kehidupan sekarang mereka berenkarnasi dan dipertemukan kembali oleh takdir. (Wahahahaha... semakin geje...).

Satu kejadian yang paling gila diantara kejadian-kejadian yang gila lainnya???? Tentang bagaimana para penghuni GL sangat-sangat memanfaatkan kebebasannya... kali ini kamar 106 menjadi keganasan mereka. Dan mau tak mau Kamar 106 menjadi saksi bisu kegilaan penghuni GL yang tak berujung yang tak mampu diterima oleh nalar (bohong sih... masih bisa dilogikain sih...). Masih ingatkah kalian pada tanggal 9-14 Oktober 2008 (kalau ngga salah), di saat UTS sedang melanda Unpar??? Saat-saat libur yang harusnya dimanfaatkan untuk belajar dalam menghadapi UTS malah dijadikan ajang untuk hura-hura dan melakukan hal-hal yang bisa dikatakan kurang bermanfaat (wow... prestasi yang LUAR BIASA nih...), dan 106 harus menjadi korban dari semua itu. Hari-hari libur sebelum menghadapi UTS dimanfaatkan untuk jalan-jalan di sebuah mall (aduhhh... lupa di mall mana, ada yang tahu???) dan malamnya, bukannya istirahat atau belajar gitu, malah kongko-kongko dan bergosip ria (maklumlah mereka hanya para wanita bisa yang tak semputna dan kadang salah... lalalala... eh kok malah nyanyi. Habis... lagu ‘Manusia Biasa’ Yovie and nuno bagus banget....) dan... yang paling gila yaitu ‘tidur bareng’ (masih ingatkah kalian wahai Ane, Amel, Riana, Helen, Galuh, Diva ????), dan menjadi tempat yang paling strategis adalah kamar 106. Kamar ini dulunya (tahun 2008) ditempati oleh Ane yang sekarang sudah bermutasi ke kamar 218, karena kamar 106 mendapatkan berbagai macam ancaman dari semakin tuanya kos GL (kebocoran lah, kelembapan lah..). Namun tak kan ada yang bisa membinasakan kenangan yang pernah terukir di kamar ini. Miss u... 106...

Sunday, 14 November 2010

Pandangan Pertama

Di suatu pagi (saat mentari terbit di ufuk Timur) di sebuah kosan yang asri yang jauh dari kebisingan lalulintas perkotaan yang ramai, pagi itu kalender menujukkan hari Rabu, tanggal 13 Agustus 2008 (sehari setelah Selvie, salah seorang penghuni GL (Griya Leditas, red)berulang tahun ke 18). Jam (jam weker maksudnya)baru menunjukkan setengah 7 pagi, namun aktivitas sudah dimulai (tidak biasanya, biasanya masih pada molor). Satu per satu gadis (yang masih lugu) berpakaian kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam keluar dari kamarnya dan berkumpul di ruang TV (yang entah mengapa dari awal masuk kos hingga sekarang, sofanya masi tetap itu-itu aja, dan tak perlu ditanya kondisi dan debu yang menempel disofa tersebut, karena bisa dipastikan seper sekian manusia di bumi ini dapat terserang influenza akut kalau sofa itu ditepuk. Hehehe...) untuk mengikuti OSPEK (namanya juga masih maba –angkatan- 2008). Gadis-gadis itu berada dalam diam, tak tahu harus berkata apa. Ketika bertemu, mereka hanya tersenyum satu sama lain. Selain memang tak tahu harus bagaimana memulai pembicaraan, mereka juga belum saling mengenal. Namun bisa jadi juga mereka sudah saling mengenal, tapi karena belum terlalu akrab, bisa jadi pula mereka lupa pada nama orang yang yang padahal mereka sudah berkenalan, karena memang cukup susah untuk mengingat nama orang, apalagi orang itu banyak (pengalaman pribadi ni ye... Hehehe...). Oh ya... sebelum lupa, mau kasih tahu aja kalau gadis-gadis ini berasal dari berbagiai fakultas dan jurusan yang ada di Unpar. Karena ada beberapa orang yang dirasa memang belum mereka kenal, kegiatan salam-salaman alias berkenalan pun dimulai, sebelum akhirnya mereka bersama-sama pergi ke kampus untuk Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru dan tentu saja mengikuti OSPEK.

Dari pertemuan pertama ini, kisah-kisah selanjutnya dimulai hingga detik ini, baik kisah yang lucu, mengesankan, mengagumkan, mengembirakan, mengharukan, menyebalkan, menakutkan, menggetirkan, memalukan, menyedihkan, bahkan sampai kejadian yang biasa-biasa saja. Hehehe... Kejadian yang akan mengubah GL yang tadinya tak bernyawa nenjadi bernyawa.

Orang-orang yang berperan dalam kisah awal ini, tidak sepenuhnya orang-orang yang saat ini menjadi penghuni GL. Di kisah awal ini GL digawangi oleh (sok-sok sepak bola) angkatan 2006 (Ci Juli, Ci Fanies, Ci Irma), 2007 (ii Ela), 2008 (Ane,Mandie, Helena, Dinda, Mega, Galuh, Arline, San2, Selvie, Amel, Diva, Riana, Melisa, Merry), kemudian personel pun bertambah dan berkurang.

Diawal bulan Oktober 2008, saat kesibukan perkuliahan mulai terasa oleh para mahasiswa baru, Esther pun memutuskan (dengan pertimbangan tentunya) untuk menjadi bagian dari GL dan membantu GL menemukan nyawanya. Awalnya ia menjadi penghuni dari sebuah kosan yang terletak di Bukit Resik (Penting untuk diketahui, kalau ‘Bukit’ ini bukan berarti bukit pada arti yang sebenarnya yang dapat ditemukan di KBBI, ‘Bukit’ ini hanya sebuah istilah, mungkin karena, daerah Cimbeluit merupakan daerah yang cukup tinggi, sehingga nama jalannya menjadi ‘Bukit’. OMG... penulis terlalu sok tahu... ga tahu bener ato ngga..). Pasti banyak pertanyaan bermuculan mengapa gadis Padang ini mau pindah ke GL. Siap-siap jangan sampai terkejut mendengar pengakuan langsung dari Esther. Dia mau pindah ke GL karena kegokilan dan keramean yang ia temukan di GL, yang tak pernah ia temui di kos mana pun (eeehhmmm... boleh bangga dong).

Kemudian di awal November, penghuni GL pun bertambah lagi, pada kesempatan yang baik ini, orang yang beruntung untuk menempati salah satu kamar ‘terbaik’ di GL ini adalah, Tias. Awalnya, ketakutan melanda Tias saat pertama kali masuk menjadi bagian dari GL. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa Tias takut? Keramean dari para penghuni ‘lama’ (apalagi setelah pulang dinner) menimbulkan ketakutan besar bagi Tias, padahal para penghuni GL tidak berniat menakuti, bahkan menggigit (apa sih...). Rupanya bukan takut digigit, Tias mendera ketakutan karena ia malu dan tak berani berkenalan dengan para penghuni lainnya yang katanya sangat rame dan dekat, dan banyak lagi jumlahnya (oh... gitu rupanya... kirain takut digigit). Alasan kepindahan Tias ke GL memang mungkin tak dapat dimasuki oleh nalar oleh manusia (ce i le... apa sih, trus pakai nalar siapa nih, binatang? Buah-buahan? Sayur-sayuran? Aduhhh... apa lagi ini, bikin pusing aja...). kepindahannya ke GL dikarenakan di kosannya yang lama terdapat ‘something is wrong’ (apa lagi nih sih...). ‘Something is wrong’ inilah yang tak mampu ditangkap oleh nalar manusia (lemot kale... pentium dua...), sesuatu yang tak dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, dan harus punya indera ke enam, yang hanya orang-orang khusus saja yang mempunyainya. (Tambah bingung ya??? Aduh gimana ngejelasinnya ya??? Hhhmmmm... *berpikir sejenak sambil garuk-garuk kepala* Itu loh sesuatu yang sangat halus dan tak bisa dilihat... Ngerti kan???)

Selain pertambahan personel, pengurangan personel pun terjadi pada kubu GL (ckckckck... apaan sih? Mulai ngantuk nih penulisnya), Melisa alias Mecu dan Merry, gadis Palembang pun pergi meninggalkan GL dengan meninggalkan sepenggal kenangan yang tak sempurna (apaan lagi nih siH??? *tambah ngantuk*). Meskpun begitu, mereka dahulu adalah bagian dari GL dan pasti tak terlupakan oleh para penghuni GL meskipun jarak dan waktu membentang antara mereka (sedikit inifo aja, kata-kata ini terlalu lebay, wong masih bisa ketemu di kampus da kosan mereka ngga jahu-jahu amat, masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki).

Semakin bertambah angkatan, penghuni GL pun tak mau ikut ketinggalan, juga ikut bertambah. Di awal bulan Agustus 2009, Marcel yang berasal dari Kota Semarang datang merantau dari kotanya ke Bandung, menuntut ilmu menjadi seorang arsitektur BESAR, kemudian tanpa sengaja memasuki gerbang kosan GL (saat ini gerbangnya bercat warna biru, trus tulisan ‘Griya Leditas’ nya berwarna hijau, ngga tahu deh kalau uda sepuluh tahunn lagi warnanya apa) dan bergabung menjadi orang yang juga turut memberikan nyawa pada GL. Namun kesulitan dalam berbahasa Indonesia yang baik (ya ampun... pasti kalian berpikir Marcell adalah bule dari luar negeri. Untuk klarifikasi Marcell bukan bule, tetapi dari Semarang, ia Cuma sangat fasih berbahasa Jawa, bukan bahasa Indonesia), hal ini membuat Marcell mengalami keterbatasan dalam berbincang dengan orang-orang dari daerah lain, untung saja ia masih dapat bercengkramah dengan orang yang sedaerahnya, yaitu ci Fanies dan Galuh. Kalau tidak... penulis tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi.
Dua bulan berlalu sejak kedatangan Marcell ke GL, di bulan Oktober 2009 nya. Juditz menyusul memasuki GL dan memberi warna pada GL menjadi corak warna yang beragam pada pelangi yang muncul di kala hujan berhenti dan gerimis turun perlahan(ya ampun... apalagi nih???). Diawal kedatangannya, juditz adalah seorang gadis pemalu, karena ia tak mengenal siapapun di kos GL (maklumlah ya... namanya juga baru, pastikita juga pernah mengalaminya kalau berada di tempat yang baru). Namun sekarang... pasti tak ada yang menyangka dulunya ia adalah seorang gadis pemalu. Sifat-sifat kealaian dan kegilaanya menyeruak ke permukaan.

Tahun pun berganti, angkatan 2010 mengalami masanya. Sya-sya datang bersama dengan keluarganya dan ia memasuki posisinya sebagai anggota GL. GL menjadi salah satu pilihan kosan baginya, karena cece nya (begitu ia memanggil Mega) juga kos di GL. GL pun menjadi semakin berkembang menuju arah yang.... (pikir dulu ya...harus bilang apa) menggila... dan (entah mengapa kata-kata ini harus terus dimunculkan, padahal kenyataanya tak seperti kata-katanya. Sedih juga sih... hiks... hiks...) LUAR BIASA.

OOOOpppppSSSS.... maaf ya, bagi orang-orang yang belum terkisahkan dalam episode kali ini, mungkin pada episode berikutnya nama-nama kalian akan muncul dan tentu saja dengan kisah-kisah yang tambah LUAR BIASA. Salam LUAR BIASA!!!! See you in the next episode...

Thursday, 11 November 2010

Profile (continued)

Ow... ternyata dari sekian banyak profile yang dicetak, oooopppsss bukan ding, ditulis maksudnya, ternyata masih ada yang tertinggal, permintaan khusus dari orangnya (Oh My God... ternyata ada yang mau menyerahkan diri langsung untuk masuk ke dalam lubang buaya ini –ce i le... pake lubang buaya segala, mumpung masih dalam suasana hari pahlawan. MERDEKA!!!!). Orang yang beruntung itu adalah....

Ci Fanies, mojang Semarang ini memang sudah tidak lagi menetap di GL, namun ia merupakan salah satu bagian dari diri GL (uda kayak kuliah umum Presiden AS, Barack Obama aja. Hehehe... sekali lagi penulis memanfaatkan moment-moment yang akhir-akhir ini terjadi di negeri tercinta kita, Indonesia. Oh... oh... jadi ngelantur), dia juga ikut campur tangan dalam proses transformasi (ow... penulis mengutip lagi istilah yang digunakan dalam salah satu acara pemilihan L-Men of the year 2010. Wkwkwkw...) GL menjadi lebih baik. Saat ini cici yang sangat terkenal dengan suara khasnya yang cepat dan seperti anak kecil telah kembali ke kampung halamannya setelah bulan Juli kemarin wisuda (alhamdulillah) dan akhirnya ia terbebas dari penderitaan yang tak kunjung berhenti yang dibebankan oleh FTIS Unpar. Selamat yo Ci... meskipun jarak memisahkan kita, kau tetap di hati kami ci... dan doa kami semoga engkau disana bahagia walau tidak ada kami, para pembawa kebahagiaan itu. Hehehe... ce i le... terlalu lebay...

Dan satu orang lagi yang ingin terjebak dalam blog yang 'sedikit gila' ini (ini juga atas permintaan orangnya secara langsung. Ckckckck... sekali lagi penulis tak mengerti dengan keputusan yang di buat orang yan profilenya akan diungkap berikut ini, mengapa ia ingin terjerumus ke dalam 'lembah hitam' ini. Hehehe... Orang yang merahkan diri langsung itu adalah....

Ci Irma, gadis Semarang juga seperti Ci Fanies, dan seperti Ci Fanies juga, ia sudah tidak lagi menetap di GL dan ia juga jurusan Information Technology layaknya Ci Fanies. Tapi yang berbeda dari Ci Fanies, ia bukan dari Unpar, melainkan dari ITB, dan ia masih menempuh hari-hari terakhirnya di ITB hingga bulan Februari nanti ia akan wisuda (Selamat yo Ci Irma...). Ci Irma adalah cici yang terkenal dengan ‘n*n*ng’nya (hints: hurufnya vokal dan sama), sehingga pasti dapat ditebak seberapa pintarnya cici ini. dan yang membuktikan kegeniusannya adalah, bahwa ia pernah menjadi salah seorang mahasiswa yang kuliah di Jepang (Wow... *mupeng*). Panggilan 'kesayangan' (begitu menurut penulis) bagi beberapa anak kos GL yang diberikan Ci Irma adalah "anak kecil". Di saat ia masih 'inthekos' di GL, jangan harap kalian dapat menemuinya, sekalipun itu saat weekend (apalagi saat hari 'kerja'), kesibukannya di kampus akan menenggelamkan waktu-waktu yang ia punya (penulis juga tak mengerti bagaimana kesibukan dan aktivitas-aktivitas yang dijalaninya).

Berikutnya, sebagai tamabahan profile lagi...  kali ini bukan permintaan langsung dari yang punya nyawa dan badan. iani atas saran salah seorang penghuni GL. Orang ini bukannya terlupakan (dan mungkin tak akan bisa terlupakan), cuma tak tahu harus menulis apa. Orang yang sanat spesial ini adalah Ci July, cici kita semua, seorang arsitertur yang menjadi salah satu orang yang beruntung (tentu saja karena kegeniusannya) menjadi bagian dalam perusahaan yang sangat besar (yang pasti diimpi-impikan oleh setiap orang) yaitu P&G (Wow... LUAR BIASA sangat...). Walau hanya satu tahun kebersamaan kami, tak mengubah kenangan yang ada dalam benak masing-masing penghuni GL (tentu saja untuk angkatan-angkatan yang dulu pernah mengenalnya). Dan kini ruang dan waktu yang memisahkan kita. Namun tak ada yang mampu men-delete kebersamaan yang dulu terjali, dan di suatu waktu dan kesempatan yang tak ada yang dapat merencanakan (selain diri-Nya, tentu saja), kita pasti bertemu Ci.. dan memulai kisah yang baru dan menyenangkan lagi.

Profile

Akhirnya dengan usaha yang sangat berat (padahal ngga sih, karena mereka langsung setuju-setuju aja diungkap) penulis memperoleh hak cipta dari para wanita luar biasa untuk mencantumkan nama mereka disini. Berikut ini para wanita LUAR BIASA itu.

Angela alias ii ela, merupakan ii dari semua anak kos, kenapa ia dipanggil ii? Mungkin karena sifatnya layaknya seorang ii yang baik hati yang menyayangi dan mengasihi keponakan-keponakannya, dan tak jarang, sering memberikan ‘uang’ (boongan) kepada kepoankannya, kata-kata yang sering dikeluarkan ketika memberikan ‘uang’ adalah “ambeklah seketek...” dengan logat Padangnya yang kental. Ii Ela tak pernah dapat lepas dari kaca mata minus dan silendrisnya. Ii Ela memang angkatan tua, namun umurnya jangan ditanya, karena umur nya tak setua angkatannya. Dan tahun depan, merupakan tahun terakhir ii ela di GL sekaligus tahun yang menggembirakan bagi dirinya. Kenapa tidak??? Ia akan segera terbebas dari rutinitas perkuliahan yang melelahkan dan menyandang titel SE di belakang namanya. Tentu saja ini disambut gembira oleh penghni GL walaupun pada akhirnya ia tak lagi bersama-sama dengan penghuni lainnya di GL.

Galuh alias Ci Atuh. Cici tertua di GL, semua penghuni memanggilnya seperti itu karena dia lebih dewasa (biar terkesan halus, daripada memberitahu kalau usianya lebih (maaf) sedikit lebih tua dari pernghuni lainnya, peace ci...) dari pada penghuni lainnya. Usia tak membuat ia tak bisa bergabung dengan junior-juniornya yang satu angkatan. Rambutnya yang keriting tak kan mungkin dapat terlupakan bagi para penghuni lainnya. Ci Atuh sangat suka jalan-jalan, bila ketika ada seseorang penghuni kosan atau teman sedaerah Solonya mengajaknya pergi jalan-jalan, ia akan langsung mengiyakan, bahkan saat minggu-minggu ujian berlangsung. Sangat luar biasa. Hidup Ci Atuh!!!

Amelia alias Ci Amel. Cici yang juga dituakan, berasal dari Lampung, dan dilahirkan di tahun yang sama denagn Ci Atuh, namun dibulan yang berbeda. Obsesinya adalah menjadi seorang akuntan yang profesional (bener ga ci Amel???). Tawanya yang khas tak mungkin pernah dapat terlupakan. Kegiatannya di kos hampir setiap minggu adalah menjadi seorang tukang loundry yang bergelut dengan baju-baju yang menumpuk. WHY???? Pasti kalian berpikir ia menjadi tukang loundry kosan. Namun sayangnya jawaban kalian SALAH BESAR. Mana mau ia mencuci baju-baju anak kosan, dia cuma mencuci baju-bajunya yang (entah mengapa) banyak sekali setiap kali mencuci.

Arline alias Genny alias Arlineto. Nama Genny merupakan nama yang sangat luar biasa, diperolehnya karena ke-GENIUS-annya yang tak tertandingi. Semua penghuni GL mengakui kehebatan dan kegeniusannya. Keanehan yang ada pada dirinya adalah meskipun sudah telat untuk kuliah, sikapnya tetap santai dan tenang, seakan kuliah baru akan dimulai kalau ia sudah tiba di ruang kelas (ckckck...). Obsesinya sangat tinggi mengenai seorang pacar, ia ingin sekali mempunyai seorang pacar, namun sampai sekarang... (rasanya kurang etis untuk melanjutkannya... peace lin...)

Mega, gadis Padang yang berambut panjang dan tak bisa dibayangkan bagaimana ia tanpa rambut panjangnya itu. Ia sering kali lapar ‘mata’ dan lapar yang sesungguhnya. Meskipun ia baru selesai makan, namun pada menit berikutnya... (sudah bisa ditebak kan apa yang terjadi?). oh ya belakangan ini, ia mulai sering melakukan kegilaan bersama online-online shop yang ditemukan disebuah jejaring sosial (FB maksudnya, biar sok-sok kayak di berita).

Esther, gadis Padang yang sangat cinta akan kebersihan, jangan harap kotoran dapat menembus benteng keamanan yang dipasang di dalam kamarnya. Satu hal yang tak kan mungkin terlepas dari dirinya adalah suaranya yang tinggi dan keras yang tak mampu terkalahkan oleh siapapun di dalam GL. (thumb for u...)... oh ya dia adalah penemu bagaimana blog ini dapat terwujud (dari adiknya-maksudnya-).

Diva, gadis Solo yang lembut. Program yang terus dijalankannya adalah untuk menggendutkan tubuhnya menjadi lebih proposional (semoga cepat terwujud div... jia you!). kesukaanya adalah membaca komik (dan patut diketahui mungkin sudah hampir semua judul komik dibacanya. Wow... ckckck...) dan pada artis-artis Korea...

Sannita alias San-san, gadis Lampung dengan pipi tembemnya. Setiap kata-kata yang ia keluarkan dipenuhi dengan filosofi-filosofi yang tak terkalahkan dari para filosofus terkenal. Namun tak jarang ia juga mengeluarkan kata-kata alay yang bisa membuat tertawa terbahak-bahak (sebenarnya ngga mau ketawa sih karena kata-katanya sangat garing (kriuk...kriuk...), tapi daripada dia cemberut. Hehehe... menyenangkan orang-orang ngga ada salahnya kan?). Dan satu hal lagi yang tak pernah terlepas dari San2, gitar akuistiknya dengan petikan nada disertai suara khasnya, dan jangan ditanya bagaimana perpaduan antara kedua suara itu. OH MY GOD.... (T_T).

Ane, gadis Subang yang sangat membanggakan kota kelahirannya itu. Teman-temannya (selain kita-kita, tentunya) adalah debu-debu yang menempel entah di mana saja (peace ne...). Cintanya sampai saat ini tak kan pernah hilang untuk... (ga perlu dikasi tahu la ya... pasti semua bisa tebak). Tak ada yang mampu menggantikan ‘itu’ dihatinya (thumb for u, ne...) dan doa kami adalah semoga suatu saat cintamu dapat tersampaikan. Amin. Program yang ia jalankan sangat ini adalah membakar berkilo-kilo lemak-lemak dan daging-daging yang tak bisa lepas dari tubuhnya (Ayo Semangat!) dan berharap dapat merubah dirinya menjadi gadis yang mampu mengalihkan dunia para cowok-cowok, terutama orang yang ada dihatinya.

Tias, gadis Subang lain seperti Ane, namun berbeda 180 derajat dengan Ane. Gadis lemah lembut yang tak ingin ada kasalahan yang ia perbuat untuk orang lain. Kenapa??? Karena kata ‘maaf’ selalu terlontar dari mulutnya atas semua perbuatan yang ia rasa salah, sekecil apapun kesalahan itu, ia akan berulang-ulang mengucapkan kata ‘maaf’ hingga orang yang mendengarnya terpaksa harus menghentikannya, bahkan sampai ingin 'membacok'nya. Ckckck... Kesenangan lain dibalik kelembutannya adalah membaca buku-buku yang penuh dengan motivasi dan semangat, serta menulis (kayak pembuat blog ini. Hehehe...)

Selvie, satu hal yang tak kan pernah hilang dalam benak orang dengan gadis Lampung ini, yaitu suaranya yang khas (dengan kenyaringannya tentu saja). Saat ini ia bersama Mega sedang suka-sukanya bergelut dengan online shop yang ada di jejaring sosial FB. Kalau nemu harga dan kualitas yang cocok, sudah dapat dpastikan barang itu akan ada ditangannya setelah beberapa hari kemudian. Diantara kegilaan bersama online-online shop nya itu, ia tak pernah lupa dengan tujuan awal ia masuk ke GL, ooopppssss salah, ke Unpar maksudnya, yaitu untuk mejadi engineer yang sukses. Jia you!!!

Mandie, pencinta basket sejati, hampir setiap hari ia tak bisa lepas dengan bola berwarna oranye itu. Jangan ditanya apa yang ia pilih antara menjadi seorang atlet atau seorang akuntan. Karena semua pasti bisa menebak apa jawabannya. Dibalik ke-cool-an nya dalam bermain basket, ia adalah seorang pelawak, tak ada yang tidak tertawa dengan kebanyolan dan kelucuan yang ia buat, baik dari segi kata-kata maupun tindakan yang ia buat (LUAR BIASA). Namun jangan suruh ia berjam-jaman berhadapan dengan buku (apalagi dalam membuat ‘summary’ sebuah mata kuliah), karena ia tak mampu melakukannya. Dan diantara ke-cool-annya juga, tak pernah ada yang menyangka kalau ia adalah seorang ibu rumah tangga yang luar biasa, setiap harinya ia sangat suka bergulat dengan kegiatan bersih-bersih dan cuci-mencuci. Ckckckck...

Helena, gadis padang yang berbeda dengan gadis-gadis Padang umumnya. Ia merupakan orang Padang bagian minoritas (begitu yang penulis dengar). Kenapa??? Karena suaranya yang tak selantang suara yang dimiliki oleh orang Padang. Kecintaannya adalah kepada doraemon (dan tentu saja kepada ‘koko’ nya –kata ‘koko’ ini bisa ambigu, jadi terserah pembaca yang mau mengartikannya apa). Namuan kadang-kadang perilakunya agak kurang sedikit normal alias kurang normal sebagai seorang wanita. Kenapa??? Sayangnya penulis tidak dapat mengungkap secara jelas apa penyebabnya, dikhawatirkan pamor nya akan menurun di mata kalangan orang-orang. Peace Hel... Dan satu hal yang tak mungkin dapat terlupakan dari gadis ini, wajahnya akan berubah 180 derajat setelah ia bangun di pagi hari, bila mana malamnya ia kekurangan tidur. Wajahnya bisa menjadi (maaf) 'muka bantal', begtu pula julukan yang diberikan kepadanya, saat wajahnya berubah.

Marcell, calon arsitek masa depan yang dapat membangun rumah-rumah cantik bagi para penghuni GL di kemudian hari (Amin...). (mungkin ia akan membangun kotanya sendiri yaitu Semarang terlebih dahulu, sebelum rumah-rumah penghuni GL). Jangan cari ia di waktu padatnya hari-hari perkuliahan, tetapi carilah ia di hari-hari UTS dan UAS, karena bisa dipastikan ia tidak ada di kamarnya di saat hari-hari kuliah, kesibukan membuat rancangan, design, dan maket hampir menguras tenaga yang ia miliki (tetap semangat Cell!!!)

Riana, gadis dari pelosok sebuah pulau kecil di Indonesia, yang merantau ke kota besar demi mmenuntut ilmu, meninggalkan keluarga yang menyayanginya dan yang tak mampu melepasnya, namun kenyataan pahit harus diterima keluarganya demi masa depan yang membanggakan bagi putrinya. Namun apa yang ia peroleh di kota besar??? Apakah seperti yang diharapkan oleh keluarganya yang berada di pulau yang terpisah oleh lautan beribu-ribu mil dengan dirinya???? Kadang-kadang kenyataan tak seindah apa yang diharapkan. Ia terjebak di sebuah rumah bersama orang-orang yang... hhhhmmmm (berpikir sejenak) LUAR BIASA...Awalnya kehidupannya sangat biasa, namun setelah berada di GL, kehidupannya berubah sedemikian drastis. ia terpaksa harus merubah perilakunya yang 'baik' menjadi 'gila' mengikuti arus yang ada. Kesibukannya saat ini adalah mengunkit-ngukit kisah yang dulu pernah ada di GL menjadi sebuah kenangan yang tak kan pernah terlupa oleh para penghuninya.
 
Juditz, gadis keturunan Medan yang tinggal di Kudus. Kata-kata yang menjadi favoritnya (dan mungkin bisa di patent kan adalah ‘CACAD’ –pakai ‘d’ bukan ‘t’). Namun kadang-kadang perilakunya di luar kendali manusia normal pada umumnya (pada saat tertawa, misalnya), ia dapat beringas dengan memukul, mencubit, menendang, bahkan menggigit (ckckck....), maka dari itu berhati-hatilah bagi orang yang sedang berada di dekatnya ketika ia sedang tertawa, kesal, dan marah, bahkan ketika tidak dalam kondisi apa-apa (sungguh mengejutkan). Namun diantara aksinya itu, sama sekali tak ada niat untuk mencelakai.

Sya-Sya, penghuni baru di GL pada tahun 2010 ini dan terjebak di dalam GL. Adik perempuan Mega ini, hingga saat ini tak mampu menghilangkan logat Padangnya yang menyebabkan orang-orang yang tak memahami bahasa Padang harus sedikit menajamkan telinga dan menebak-nebak apa yang sedang ia bicarakan, serta kadang-kadang diperlukan translator dalam menterjemah ucapannya (ckckck... ayo Sya, diperlancar lagi bahasa Indonesianya, dan hilangkan logat padangnya. Semangat!!!). Kata kesukaannya adalah ‘boco’ yang dalam bahasa Indonesianya berarti ‘GILA’ dan juga kata 'beko' yang berarti nanti. Jangan dikira Sya2 adalah gadis penurut, anteng, dan tak suka iseng, buangkan semua pikiran itu dalam otak kalian. Karena aslinya.... (silakan berkenalan langsung dengan dirinya).

Monday, 8 November 2010

continued...

Masih ingatkah kalian dengan cewek-cewek alias wanita-wanita LUAR BIASA di kisah sebelumnya??? Pasti banyak yang penasaran dengan wanita-wanita ini (masih tetap menggunakan wanita biar terkesan semakin ‘gimana gitu’). Wanita-wanita BIASA yang mempunyai talenta yang LUAR BIASA. Wanita-wanita ini digawangi oleh angkatan-angkatan 2008 ditambah dengan beberapa angkatan di bawah 2008 dan di atas 2008 dari salah satu universitas swasta terkenal di Bandung (Unpar sih nama univ nya, Cuma sok dirahasia-rahasiakan aja, hehehe...). Kebersamaan di antara mereka tak dapat diungkapkan dengan kata-kata (karena emang binggung mau bilang apa. Hehehe...) begitu dekat, begitu erat, dan tak mungkin dapat lagi terpisahkan. 

Haruskah nama mereka tercantumkan dalam blog ini??? (Penulis lagi binggung nih perlu mencantumkan nama atau tidak, karena penulis belum punya hak cipta, patent, copyright, atau sejenisnya untuk menulis para wanita-wanita LUAR BIASA ini, mungkin di kisah berikutnya, tentu saja setelah mempunyai hak-hak tersebut, penulis akan mengungkapkan dan memperkenalkan mereka satu per satu, Penulis minta maaf sekali....

Sebelum berbagai kisah akan terkuak, penulis blog ini ingin mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung, tersungging, marah, kecewa, merana, jengkel, kesal, dan sebagainya, apabila terdapat kesamaan tokoh dan peristiwa, karena cerita ini memang real dan (bukan) merupakan kesengajaan belaka.

Friday, 5 November 2010

Alkisah...

Disuatu siang yang sangat terik dan panas (namanya juga siang bolong gimana ga panas) di bulan Agustus di tahun 2008, sekelompok cewek-cewek (masih lugu, wkwkwk...) menerobos kerumunan orang yang lalu lalang yang sedang memadati sebuah Universitas di daerah Ciumbeluit untuk mendaftar ulang menuju sebuah kos-kosan yang bernama “Griya Leditas”. Griya Leditas adalah sebuah kosan yang terletak di Jl. Bukit Indah di seputaran Unika Parahyangan. Siang ini merupakan siang yang membawa hoki bagi GL (maksudnya Griya Leditas, biar gampang makanya disingkat). WHY??? Pasti banyak yang tanya-tanya, kok hoki??? Sebagai sebuah kos-kosan yang paling murah se-gang (katanya sih, tapi ga tau bener apa ga, belum survei euy), kosan ini belum banyak peminatnya, masih ada kosan tetangga yang masih diminati, maka tak heran awalnya kosan ini kosong, sepi,suram, dan tak terkesan bernyawa. Tapi semuanya akan berubah 180 derajat mulai dari siang ini. WHY AGAIN??? Sekelompok wanita-wanita (awalnya sih cewek-cewek, tapi sekarang berubah biar terkesan lebih dewasa, hehehe...) ini akan mengubah kosan GL yang tak bernyawa menjadi bernyawa, seperti terisi PERTAMAX PLUS dari pom bensin (kalau diibaratkan GL adalah sebuah mobil, bukan angkot). Bingung kan apa yang dilakukan oleh para wanita ini sehingga kosan GL nya menjadi bernyawa??? Tunggu dulu, pasti ada penjelasannya. Hehehe... Para wanita ini memang dari luarnya terlihat sopan, lemah lembut, baik, dan rajin menabung, tapi tak akan ada yang pernah tahu bagaimana isi dalam dari para wanita yang penuh dengan talenta (akting, nyanyi (khusus lagu tempo doloe alias jadul), pelawak, melucu,nge-alay, dan talenta lainnya). Para wanita ini mengubah kosan GL yang penuh kesunyian dan kesuraman menjadi penuh warna dengan kegiaan-kegiatan mereka yang penuh dengan canda, tawa, kegembiraan, kesenangan, kekonyolan, kealayan, kebersamaan, juga tak lupa kesedihan. Semua bercampur seperti gado-gado. Selain memberikan nyawa pada GL, namun kadang-kadang kegiatan mereka menimbulkan kerugian bagi para penghuni lainnya (maaf ya bagi yang merasa terganggu dengan kegiatan kami. Sorry banget...) karena sangkin serunya kumpul-kumpul jadi kurang mengontrol suara dan waktu buat kumpul-kumpul. Namun dibalik semua itu tak pernah ada niat jahat di dalam hati mereka untuk mengganggu para penghuni lain, semua ini murni karena terlalu asyiknya kumpul-kumpul dan saling bercerita dan melucu (curhat niye...). jadi, sekali lagi bagi para penghuni yang merasa terganggu, mohon minta maaf yang sebesar-besarnya (dimaapin ya????). Dari pertemuan para wanita inilah segala kisah dalam GL dimulai dan mungkin kisah ini tak kan pernah berakhir walau waktu dan jarak yang akan memisahkan mereka (bukan begitu???). Oh ya... perlukah kita berkenalan dengan para wanita yang LUAR BIASA ini??? Haruskah nama mereka akan terukir di dalam blog ini???

Thursday, 4 November 2010

New Life

Selamat datang di blog Griya Leditas...

Blog ini bukan blog-blogan biasa, banyak hal yang akan terungkap di setiap tulisan yang dibuat tentang keseharian yang penuh dengan persahabatan, kegembiraan, kelucuan, kegilaan, kealayan, dan kesedihan dari para penghuninya.